PESANTREN ITU KEREN
13/04/2016 | Pendidikan Islam di Pesantren
PENDIDIKAN ISLAM BAGI REMAJA
Pada usia antara 13 sampai 18 tahun atau saat anak baru memasuki masa studi level SLTP sampai lulus SLTA disebut dengan masa puber. Masa puber adalah masa perubahan drastis. Perubahan hormonal ini disertai dengan pertumbuhan fisik dan kejiwaan.
Istilah remaja (teenager) disebut juga dengan adolescene yang secara psikologis ditandai dengan sejumlah perubahan kognitif, emosional, fisikal dan perilaku yang dapat menjadi penyebab konflik di satu sisi dan perkembangan kepribadian positif di sisi yang lain.
Lingkungan rumah dan orang tua masih memainkan peran penting bagi perilaku dan pilihan hidup yang dilakukan remaja. Artinya, remaja yang memiliki hubungan baik dengan orang tuanya kecil kemungkinan akan terlibat dalam berbagai perilaku yang tidak baik seperti merokok, minum alkohol, berkelahi dan/atau hubungan seksual di luar nikah.
Pemikiran, ide dan konsep yang dikembangkan pada masa remaja ini akan sangat berpengaruh pada kehidupan masa depan anak dan akan memainkan peran besar dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak. Pada waktu yang sama, pada sebagian remaja periode ini adalah masa sulit, membosankan, tiada menentu dan tanpa motivasi. Untuk itu memberikan motivasi agar mereka menjadi invididu besar dan diterima secara sosial sangatlah perlu. Memberi bacaan buku-buku biografi orang ternama baik level nasional dan dunia akan sangat membantu menginspirasi and memotivasi mereka. Tentu saja, biografi Nabi Muhammad hendaknya menjadi bacaan pertama.
Al Ghazali mengatakan bahwa salah satu faktor metode pendidikan Islam yang baik adalah dengan memberikan anak suatu lingkungan pertemanan yang baik, bermoral and religius. Kondisi ini menjadi lebih diperlukan saat anak memasuki masa remaja. Karena tidak sedikit dari mereka yang lebih mengasosiasikan diri dengan teman-temannya, dari pada dengan orang tuanya. Karena itu pengaruh lingkungan sangatlah besar dalam membentuk karakter anak
Dalam hal ini, mengirim anak ke pesantren akan memenuhi anjuran Al Ghazali di atas yakni menempatkan anak remaja dalam lingkungan yang baik dan religius di satu sisi. Sementara keinginan orang tua akan model pendidikan apapun dalam level SLTP SLTA sudah tersedia di pesantren di sisi yang lain.
Saat ini menurut saya pesantren adalah solusi pendidikan terbaik bagi anak usia remaja. Baik pendidikan secara sosial religius maupun pendidikan umum. Apapun keinginan dan harapan orang tua akan masa depan anaknya tidak akan terhalangi dengan mengirim anaknya ke pesantren pada usia remaja.
Berbagai macam model pesantren dengan berbagai fasilitas sudah tersedia saat ini sesuai dengan kondisi sosial-ekonomi orang tua dengan berbagai level pendidikan yang tersedia dalam satu kompleks pesantren. Mulai dari TK, SD, SLTP, SLTA dan bahkan perguruan tinggi.
Di saat di mana kenakalan remaja dan seks bebas sudah mencapai level yang sangat mengkhawatirkan, mengirim anak ke pesantren menjadi kebutuhan natural bagi orang tua untuk memberikan iklim yang baik dalam proses belajar anak. Kecuali apabila orang tua tidak peduli akan masa depan anaknya.
Adapun tips belajar di pondok pesantern adalah:
Inilah 7 Value in living (BPKM SB2) yang harus menyatu dalam diri seseorang untuk sukses!
1. Belajar Otodidak Seumur Hidup
2. Proses dan Hasil; proses berlangsung tahunan dan dilakukan dengan sungguh-sungguh , hasil ditunjukkan dengan nilai tinggi, penguasaan ilmu yang terbukti, dan jelas di depan mata
3. Kerja Sama; bekerja sama saling menguntungkan dengan siapa saja
4. Mandiri; bekerja apa saja asal halal
5. Semangat Pantang Menyerah; Thomas Alfa Edisan gagal 9944 kali, tapi tidak ada kata menyerah, begitu berhasil di langkah 9945, dia memiliki 1033 hak paten; 7 turunan kaya, sayang bukan Muslim, sehingga tempatnya Neraka. Jika kamu hanya gagal 100 kali, teruslah berusaha, apalagi cumin gagal satu, dua dan tiga kali.
6. Beriman Penuh Keyakinan; bahasa lain Kecerdasan Spritual. Orang barat ramai-ramai mengembangkan Kecerdasan Spritual guna menjalani hidup dalam abad ketidakpastian ini. Maka, umat Islam seharusnya memupuk iman mereka sedikit-demi sedikit menuju kesempurnaan iman; inilah hakikan Kecerdasan Srpitual.
7. Bahagia Dunia dan Akhirat; jika hanya sukses di dunia, tapi di akhirat justru disiksa/tidak bahagia, apalah gunanya. Makanya dalam merintis jalan kesuksesan; memulai dengan cara yang baik, berusaha dengan baik, menjalani proses dengan baik, dan berhasil dengan baik pula. Wujudkan “Rabbanaa aatina fid dun ya hasanah wafil aakhiroti khasanah Faqina adzaaban naar!” dalam kenyataan = Usaha dan tawakkal.
I. Tips Sukses dalam belajar di Pesantren
1. Cara Belajar di kelas;
a. Perhatikan apa yang disampaikan guru dengan seksama
b. Mencatat hal-hal atau poin-poin penting yang disampaikan guru
c. Kalau merasa bosan belajar di kelas, maka belajarlah sambil menggerakkan tangan, kaki atau fulpen
d. Saat pergantian guru, gerakkan badan sejenak dan duduk kembali dengan tenang
e. Kalau dimarahi guru, terima dengan lapang dada dan berusaha memperbaiki kesalahan. Jika dimarahi, padahal tidak berbuat salah atau menerima akibat kesalahan orang lain, terimalah dengan sabar. Ini salah satu bentuk Tarbiyah (Ujian) Allah untuk mengangkat derajat seseorang suatu waktu kelak.
f. Bertanya pada guru saat kesulitan memahami suatu pelajaran
g. Saling belajar dengan teman saat tidak ada guru; satu membaca dan satunya mendengarkan.
2. Membaca 10 menit setelah pulang sekolah dan kegiatan pagi di Pesantren;
a. Membaca cepat
b. Mengingat yang penting saja
c. Terus menerus
3. Meruntuhkan Tembok Mental Untuk Belajar; Saya ini bodoh, Belajar itu sulit, dan Belajar itu tidak menyenangkan jadi harus dijauhi.
4. Membangun Mental Baru; Saya meyakini sebagai orang yang cerdas dan pintar, Belalar itu mudah asal mengetahui caranya, dan Belajar itu menyenangkan jika mampu mensiasatinya.
5. Menyediakan waktu 2 jam setiap hari untuk belajar sendiri;
a. Membaca buku, keadaan, lingkungan dan kehidupan sehari-hari
b. Menulis apa yang ada di benak
c. Mempraktikkan apa yang diketahui
d. Membantu teman yang mengalami kesulitan belajar atau tidak betah di pondok
6. Menyenangi semua hal yang dipelajari
7. Mematuhi semua peraturan pondok secara sukarela
8. Menghapal 3 kosa kata baru dalam bahasa Arab setiap hari
9. Pada tahun kedua, menghapal 3 kosa kata baru bahasa Inggris setiap hari
10. Menyukai semua pengajar agar dapat barokahnya
11. Membuat suasana dan tempat belajar yang baik dan menyenangkan
12. Melakukan Ibadah secara tulus karena Allah; shalat 5 waktu berjamaah, mengaji Al-Qur’an (khususnya surat Waqi’ah 3X tiap hari), Shalat Tahajjud, Dhuha dan Hajat, dzikir pagi petang, dan berdoa. Buah dari semua ini ialah kesuksesan saat dewasa kelak.
13. Olah raga secara teratur sesuai fasilitas olah raga yang ada di Pondok, anggap sebagai refreshing yang menyehatkan.
14. Jika tidak betah di Pondok, maka harus melakukan;
a. Konsultasi pada Kiai/Guru
b. Meminum air dari kran di pondok secara langsung sambil berdoa pada Allah supaya diberi hidayah dan anugerah untuk betah di pondok.
c. Mengadu pada Allah saat shalat Tahajjud malam hari
d. Timbulkan motivasi bahwa dengan menyelesaikan pendidikan pesantren, maka Masa Depan Cerah dan Cemerlang pasti datang.
II. Tips Mencapai Cita-Cita
1. Menulis cita-cita yang ingin diraih;
a. Cita-cita terbesar dalam hidup; rumusan rencana harian, bulanan, dan tahunan berikut goal-goal yang ingin dicapai.
b. Cita-cita middle/sedang; rumusan rencana harian, bulanan, dan tahunan berikut goal-goal yang ingin dicapai.
c. Cita-cita biasa; rumusan rencana harian, bulanan, dan tahunan berikut goal-goal yang ingin dicapai.
2. Meniti Tangga Sekolah sampai berhasil melalui; Akademis dan Belajar Otodidak;
a. Belajar di pesantren; dari SMP Islam/MTs, SMA Islam/MA sampai selesai, dan berusaha melanjutkan guna meraih gelar S1, S2 dan S3.
b. Mengasah kemampuan belajar sendiri (tanpa bimbingan siapa pun) supaya dapat melakukannya setelah tidak mondok lagi, sehingga prinsip belajar seumur hidup dapat dijalani
3. Melakukan hal-hal kecil yang bernilai besar;
a) Melaksanakan tips belajar sederhana di atas secara konsisten
b) Menjalankan ibadah spiritual; shalat 5 waktu, ditambah Hajat, Tahajjud, Dhuha (walau hanya 2 raka’at, tapi istiqamah) dan mengaji Waqi’ah 3X setiap hari. Inilah bentuk tawakkal, sedang langkah-langkah di atas sebagai Usaha. Usaha dan tawakkal = Jaminan kesuksesan; “Faidzaa ‘azamta fatawakkal ‘alallah” artinya “Jika kamu membulatkan tekad (akumulasi usaha), bertawakkallah pada Allah.”
c) Membantu orang lain sesuai kemampuan atau bersedekah; Sedekah terbukti melariskan perdagangan dalam bisnis dan membantu kesuksesan dalam hidup.
4. Bekerja apa saja asal halal tanpa memilah-milih pekerjaan
5. Menjalani hidup sederhana dan apa adanya; teman saya Dr. Agus Wedi Malang berasal dari keluarga miskin, tapi karena hidup apa adanya; kos-kosan sempit, makan sederhana, berpakaian sederhana, dan menjalani hidup dengan keteguhan hati meski pernah menjadi Kernet angkot untuk menyambung hidup. Ibadah spritualnya (tawakkal) sangat bagus beriringan dengan kebulatan tekad. Hasilnya; Wisuda Dr. tinggal di depan mata.
6. Memiliki tabungan walau sedikit demi sedikit.
III. Tips Mengatasi Masalah 5 M
1. Mencari konpensasi positif (pelarian yang baik); berlari, mandi berlama-lama, olah raga dan main Games
2. Melihat masalah dengan cerdas; banyak yang lebih sengsara dari Anda, tapi Anda tetap mampu menjalani kehidupan, contoh; korban Tsunami Aceh.
3. Menghadapi masalah dengan kreatif; menulis dalam puisi, cerpen, novel dan buku
4. Mengadukan masalah pada Allah lewat shalat Tahajjud dan dzikir
5. Menyelesaikan masalah dengan; mempersempit masalah, menemukan jalan keluar terbaik dan menjalankannya dengan semua resiko.
Semoga kita bisa berjuang di pondok pesantren bersama.
Syukron
Istilah remaja (teenager) disebut juga dengan adolescene yang secara psikologis ditandai dengan sejumlah perubahan kognitif, emosional, fisikal dan perilaku yang dapat menjadi penyebab konflik di satu sisi dan perkembangan kepribadian positif di sisi yang lain.
Pemikiran, ide dan konsep yang dikembangkan pada masa remaja ini akan sangat berpengaruh pada kehidupan masa depan anak dan akan memainkan peran besar dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak. Pada waktu yang sama, pada sebagian remaja periode ini adalah masa sulit, membosankan, tiada menentu dan tanpa motivasi. Untuk itu memberikan motivasi agar mereka menjadi invididu besar dan diterima secara sosial sangatlah perlu. Memberi bacaan buku-buku biografi orang ternama baik level nasional dan dunia akan sangat membantu menginspirasi and memotivasi mereka. Tentu saja, biografi Nabi Muhammad hendaknya menjadi bacaan pertama.
Al Ghazali mengatakan bahwa salah satu faktor metode pendidikan Islam yang baik adalah dengan memberikan anak suatu lingkungan pertemanan yang baik, bermoral and religius. Kondisi ini menjadi lebih diperlukan saat anak memasuki masa remaja. Karena tidak sedikit dari mereka yang lebih mengasosiasikan diri dengan teman-temannya, dari pada dengan orang tuanya. Karena itu pengaruh lingkungan sangatlah besar dalam membentuk karakter anak
Saat ini menurut saya pesantren adalah solusi pendidikan terbaik bagi anak usia remaja. Baik pendidikan secara sosial religius maupun pendidikan umum. Apapun keinginan dan harapan orang tua akan masa depan anaknya tidak akan terhalangi dengan mengirim anaknya ke pesantren pada usia remaja.
Berbagai macam model pesantren dengan berbagai fasilitas sudah tersedia saat ini sesuai dengan kondisi sosial-ekonomi orang tua dengan berbagai level pendidikan yang tersedia dalam satu kompleks pesantren. Mulai dari TK, SD, SLTP, SLTA dan bahkan perguruan tinggi.
Di saat di mana kenakalan remaja dan seks bebas sudah mencapai level yang sangat mengkhawatirkan, mengirim anak ke pesantren menjadi kebutuhan natural bagi orang tua untuk memberikan iklim yang baik dalam proses belajar anak. Kecuali apabila orang tua tidak peduli akan masa depan anaknya.
1. Belajar Otodidak Seumur Hidup
2. Proses dan Hasil; proses berlangsung tahunan dan dilakukan dengan sungguh-sungguh , hasil ditunjukkan dengan nilai tinggi, penguasaan ilmu yang terbukti, dan jelas di depan mata
3. Kerja Sama; bekerja sama saling menguntungkan dengan siapa saja
4. Mandiri; bekerja apa saja asal halal
5. Semangat Pantang Menyerah; Thomas Alfa Edisan gagal 9944 kali, tapi tidak ada kata menyerah, begitu berhasil di langkah 9945, dia memiliki 1033 hak paten; 7 turunan kaya, sayang bukan Muslim, sehingga tempatnya Neraka. Jika kamu hanya gagal 100 kali, teruslah berusaha, apalagi cumin gagal satu, dua dan tiga kali.
6. Beriman Penuh Keyakinan; bahasa lain Kecerdasan Spritual. Orang barat ramai-ramai mengembangkan Kecerdasan Spritual guna menjalani hidup dalam abad ketidakpastian ini. Maka, umat Islam seharusnya memupuk iman mereka sedikit-demi sedikit menuju kesempurnaan iman; inilah hakikan Kecerdasan Srpitual.
7. Bahagia Dunia dan Akhirat; jika hanya sukses di dunia, tapi di akhirat justru disiksa/tidak bahagia, apalah gunanya. Makanya dalam merintis jalan kesuksesan; memulai dengan cara yang baik, berusaha dengan baik, menjalani proses dengan baik, dan berhasil dengan baik pula. Wujudkan “Rabbanaa aatina fid dun ya hasanah wafil aakhiroti khasanah Faqina adzaaban naar!” dalam kenyataan = Usaha dan tawakkal.
I. Tips Sukses dalam belajar di Pesantren
1. Cara Belajar di kelas;
a. Perhatikan apa yang disampaikan guru dengan seksama
b. Mencatat hal-hal atau poin-poin penting yang disampaikan guru
c. Kalau merasa bosan belajar di kelas, maka belajarlah sambil menggerakkan tangan, kaki atau fulpen
d. Saat pergantian guru, gerakkan badan sejenak dan duduk kembali dengan tenang
e. Kalau dimarahi guru, terima dengan lapang dada dan berusaha memperbaiki kesalahan. Jika dimarahi, padahal tidak berbuat salah atau menerima akibat kesalahan orang lain, terimalah dengan sabar. Ini salah satu bentuk Tarbiyah (Ujian) Allah untuk mengangkat derajat seseorang suatu waktu kelak.
f. Bertanya pada guru saat kesulitan memahami suatu pelajaran
g. Saling belajar dengan teman saat tidak ada guru; satu membaca dan satunya mendengarkan.
2. Membaca 10 menit setelah pulang sekolah dan kegiatan pagi di Pesantren;
a. Membaca cepat
b. Mengingat yang penting saja
c. Terus menerus
3. Meruntuhkan Tembok Mental Untuk Belajar; Saya ini bodoh, Belajar itu sulit, dan Belajar itu tidak menyenangkan jadi harus dijauhi.
4. Membangun Mental Baru; Saya meyakini sebagai orang yang cerdas dan pintar, Belalar itu mudah asal mengetahui caranya, dan Belajar itu menyenangkan jika mampu mensiasatinya.
5. Menyediakan waktu 2 jam setiap hari untuk belajar sendiri;
a. Membaca buku, keadaan, lingkungan dan kehidupan sehari-hari
b. Menulis apa yang ada di benak
c. Mempraktikkan apa yang diketahui
d. Membantu teman yang mengalami kesulitan belajar atau tidak betah di pondok
6. Menyenangi semua hal yang dipelajari
7. Mematuhi semua peraturan pondok secara sukarela
8. Menghapal 3 kosa kata baru dalam bahasa Arab setiap hari
9. Pada tahun kedua, menghapal 3 kosa kata baru bahasa Inggris setiap hari
10. Menyukai semua pengajar agar dapat barokahnya
11. Membuat suasana dan tempat belajar yang baik dan menyenangkan
12. Melakukan Ibadah secara tulus karena Allah; shalat 5 waktu berjamaah, mengaji Al-Qur’an (khususnya surat Waqi’ah 3X tiap hari), Shalat Tahajjud, Dhuha dan Hajat, dzikir pagi petang, dan berdoa. Buah dari semua ini ialah kesuksesan saat dewasa kelak.
13. Olah raga secara teratur sesuai fasilitas olah raga yang ada di Pondok, anggap sebagai refreshing yang menyehatkan.
14. Jika tidak betah di Pondok, maka harus melakukan;
a. Konsultasi pada Kiai/Guru
b. Meminum air dari kran di pondok secara langsung sambil berdoa pada Allah supaya diberi hidayah dan anugerah untuk betah di pondok.
c. Mengadu pada Allah saat shalat Tahajjud malam hari
d. Timbulkan motivasi bahwa dengan menyelesaikan pendidikan pesantren, maka Masa Depan Cerah dan Cemerlang pasti datang.
II. Tips Mencapai Cita-Cita
1. Menulis cita-cita yang ingin diraih;
a. Cita-cita terbesar dalam hidup; rumusan rencana harian, bulanan, dan tahunan berikut goal-goal yang ingin dicapai.
b. Cita-cita middle/sedang; rumusan rencana harian, bulanan, dan tahunan berikut goal-goal yang ingin dicapai.
c. Cita-cita biasa; rumusan rencana harian, bulanan, dan tahunan berikut goal-goal yang ingin dicapai.
2. Meniti Tangga Sekolah sampai berhasil melalui; Akademis dan Belajar Otodidak;
a. Belajar di pesantren; dari SMP Islam/MTs, SMA Islam/MA sampai selesai, dan berusaha melanjutkan guna meraih gelar S1, S2 dan S3.
b. Mengasah kemampuan belajar sendiri (tanpa bimbingan siapa pun) supaya dapat melakukannya setelah tidak mondok lagi, sehingga prinsip belajar seumur hidup dapat dijalani
3. Melakukan hal-hal kecil yang bernilai besar;
a) Melaksanakan tips belajar sederhana di atas secara konsisten
b) Menjalankan ibadah spiritual; shalat 5 waktu, ditambah Hajat, Tahajjud, Dhuha (walau hanya 2 raka’at, tapi istiqamah) dan mengaji Waqi’ah 3X setiap hari. Inilah bentuk tawakkal, sedang langkah-langkah di atas sebagai Usaha. Usaha dan tawakkal = Jaminan kesuksesan; “Faidzaa ‘azamta fatawakkal ‘alallah” artinya “Jika kamu membulatkan tekad (akumulasi usaha), bertawakkallah pada Allah.”
c) Membantu orang lain sesuai kemampuan atau bersedekah; Sedekah terbukti melariskan perdagangan dalam bisnis dan membantu kesuksesan dalam hidup.
4. Bekerja apa saja asal halal tanpa memilah-milih pekerjaan
5. Menjalani hidup sederhana dan apa adanya; teman saya Dr. Agus Wedi Malang berasal dari keluarga miskin, tapi karena hidup apa adanya; kos-kosan sempit, makan sederhana, berpakaian sederhana, dan menjalani hidup dengan keteguhan hati meski pernah menjadi Kernet angkot untuk menyambung hidup. Ibadah spritualnya (tawakkal) sangat bagus beriringan dengan kebulatan tekad. Hasilnya; Wisuda Dr. tinggal di depan mata.
6. Memiliki tabungan walau sedikit demi sedikit.
III. Tips Mengatasi Masalah 5 M
1. Mencari konpensasi positif (pelarian yang baik); berlari, mandi berlama-lama, olah raga dan main Games
2. Melihat masalah dengan cerdas; banyak yang lebih sengsara dari Anda, tapi Anda tetap mampu menjalani kehidupan, contoh; korban Tsunami Aceh.
3. Menghadapi masalah dengan kreatif; menulis dalam puisi, cerpen, novel dan buku
4. Mengadukan masalah pada Allah lewat shalat Tahajjud dan dzikir
5. Menyelesaikan masalah dengan; mempersempit masalah, menemukan jalan keluar terbaik dan menjalankannya dengan semua resiko.